Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM. Dalam bahasa Jawa disebut jaran, Bahasa Makassar disebut jarang.
Kuda-kuda yang ringan, seperti kuda Arab, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Thoroughbred beratnya bisa mencapai sekitar 590 kg. Kuda yang “berat” atau kuda beban, seperti misalnya Clydesdale, Draft, Percheron, dan Shire beratnya dapat mencapai hingga 907 kg.
setelah anjing, kawan kita yang setia adalah kuda? Kuda piaraan tidak pernah meninggalkan majikannya jika tidak terpaksa.
Kawan setia kita ini dapat membawa kita berkilo-kilo meter jauhnya tanpa kelelahan. Kuda adalah binatang yang banyak membantu manusia sepanjang sejarah.
Saat ini kalian dapat menyaksikan ribuan mobil di jalanan dan banyak jalan tol dibangun untuk mobil-mobil ini. Akan tetapi, mobil melayani manusia baru pada abad terakhir ini. Pada saat kakek atau nenekmu lahir, belum ada mobil. Pada saat itu, binatang, khususnya kuda, digunakan sebagai sarana transportasi.
Tahukah kalian bahwa kalian dapat menandai umur kuda dengan melihat giginya? Karena rumput yang dimakan oleh kuda mengandung pasir dan debu, gigi mereka lambat laun aus dan tingkat keausan ini menunjukkan umurnya. Tetapi, sebenarnya gigi kuda sangat panjang. Gigi-gigi ini mirip dengan tongkat yang tertanam pada tulang rahang. Dibandingkan dengan gigi kita, akar gigi kuda berada jauh di dalam. Ketika gigi mulai aus, bagian yang tertanam di dalam tulang rahang mulai muncul. Bahkan pada kuda yang sangat tua, akar giginya akan terlihat di permukaan gusi. Masing-masing gigi dapat aus sepanjang 2,5 sampai 5 cm sebelum ia tak dapat dipakai untuk mengunyah. Berpikirlah sejenak, jika Tuhan kita tidak memberikan sifat ini kepada kuda, binatang ini akan segera kehilangan giginya dan mati kelaparan.
Tuhan kita juga telah memberikan kemampuan penting lainnya pada bulu-bulu kuda. Bulu kuda menjadi semacam thermostat – alat yang digunakan untuk mengatur suhu tubuh – bagi mereka. Tubuh mereka harus terjaga pada suhu 38 derajat Celcius . Untuk memelihara suhu ini, bulu kuda menjadi lebih panjang di musim dingin. Di musim panas, kuda merontokkan bulu-bulunya, dengan begitu suhu tubuh mereka tetap terjaga.
Ada satu lagi sifat menarik dari kuda: kuda tidur berdiri! Tahukah kalian bagaimana mereka berusaha agar tidak terjatuh? Karena tulang kaki mereka memiliki kemampuan untuk “mengunci” selama tidur. Berkat kemampuan yang telah Allah berikan pada kuda ini, mereka dapat tidur berdiri dan juga membawa beban berat. Sementara itu, kepala manusia terkulai jika ia tertidur di atas kursi.
Kaki kuda diciptakan tidak hanya untuk dapat membawa beban berat tetapi juga untuk berlari cepat. Tidak seperti binatang-binatang lainnya, kuda tidak memiliki tulang selangka, suatu ciri yang memungkinkan mereka melangkah lebih lebar. Selain itu, terdapat mekanisme pada tulang dan otot kaki mereka yang menurunkan jumlah tenaga yang dikeluarkan ketika mereka berlari semakin cepat dan meningkatkan kemampuan bergerak. Fungsi mekanisme ini mirip dengan gigi persneling pada mobil. Seperti mobil yang beralih pada persneling lebih tinggi ketika semakin kencang, kuda pun beralih pada “persneling” lebih tinggi jika ingin berlari lebih cepat. Sementara tenaga yang diperlukan untuk mendorong menurun, kemampuan geraknya meningkat.
Baiklah, mengapa tubuh kuda dirancang untuk mampu membawa beban berat dan dapat berlari cepat? Sebenarnya membawa beban berat atau berlari cepat bukanlah keterampilan yang diperlukan kuda untuk dirinya sendiri. Jadi, mengapa kuda memiliki sifat demikian?
Jawabannya telah jelas. Kemampuan ini diberikan kepada kuda bukan untuk kebutuhan mereka sendiri, melainkan untuk melayani manusia. Dengan kata lain, Allah telah menciptakan kuda dengan kemampuan-kemampuan tadi sehingga mereka dapat melayani manusia. Dalam Alqur’an Allah menegaskan bahwa Allah telah menciptakan binatang untuk melayani manusia:
Kuda Prabowo Harganya Rp 3 Miliar
Sate Kuda penambah stamina
Tampaknya memang belum begitu lazim; Sate Kuda. Tapi masakan yang satu ini memang lumayan banyak yang mengonsumsinya. Bahkan keberadaannya kerapkali dikaitkan dengan mitos-mitos makanan penambah stamina. Tak mengherankan bila keberadaannya selalu diburu oleh banyak orang. Salah satu penjaja sate kuda di Kota Semarang adalah Warung Makan Sate Kuda Pak Din yang berada di Jalan Veteran Semarang, tepatnya berada di pertigaan RSUD Kariadi Semarang. Warung sederhana yang dikelola oleh Kasidin (62) ini, saban harinya selalu menyediakan berporsi-porsi sate kuda dan aneka masakan dari binatang kuda. Menurut Kasidi, para pembeli sate kuda ini merupakan konsumen khusus. Tidak semua orang suka dengan sate kuda. Selain jenis makanan seperti ini belum familier, kebanyakan yang mencari masakan ini adalah orang-orang yang percaya pada khasiat khasiat daging kuda. Selebihnya, adalah orang-orang yang penasaran dan orang-orang yang memang telah biasa mengonsumsinya.’’Daging kuda itu memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah untuk menambah stamina dan gairah. Di luar itu, bisa juga untuk membantu mengatasi risiko asam urat, rematik, kencing manis, asma sampai gatal eksim. Karena kuda termasuk binatang yang suka bergerak, kolesterolnya pun menjadi sangat rendah,’’urai Kasidin mengenai khasiat dari masakan yang diolahnya.
Dari sisi bentuk, masakan sate kuda memang tak jauh berbeda dengan sate-sate lainnya. Bentuk sajiannya juga sama, yakni dicelupkan dengan larutan kecap yang telah dilengkapi dengan berbagai macam lalapan. Yang sedikit berbeda barangkali hanya masalah rasa. Daging kuda memiliki rasa agak manis dibanding daging-daging lainnya. Untuk mendapatkan daging kuda, Kasidin mengaku tidak bisa memerolehnya di Kota Semarang. Setiap tiga hari sekali dia harus pergi ke Desa Segarayasa Pleret Bantul Yogyakarta, karena di sanalah daging-daging kuda terbiak tersedia. Dari segi penjualan, perharinya Kasidi bisa menghabiskan lima kg daging kuda dan 12 kg bila pada hari Minggu atau libur. Sedangkan bicara masalah harga, warung yang buka pada pukul 11.00-23.00 WIB ini (khusus bulan puasa buka pukul 16.00-23.00 WIB), memiliki patokan harga yang standar untuk tiap jenis masakan. Baik sate, rica-rica, gongso maupun tongseng, harganya hanya dipatok 13 ribu rupiah perporsi (belum termasuk nasi).
Memelihara kuda dapat menjadi kesenangan atau hobi tersendiri bagi beberapa kalangan, terutama kalangan orang-orang yang berada. Sehingga tidak heran jika banyak kaum hartawan yang memiliki banyak kuda. Oleh karena itu, peluang menjadi dokter hewan minat dibidang perkudaan sangat terbuka lebar. Dokter hewan sebagai medik veteriner tentunya akan terus menjamin kesehatan kuda yang ditanganinya. Tidak heran jika dokter hewan yang bergelut dibidang ini penghasilan finansialnya relatif cukup bahkan lebih.Namun demikian,Memelihara kuda ternyata bukan hanya dilakukan dari kalangan orang-orang yang berada saja. sebut saja, warga Sulawesi Utara. Kuda atau lebih spesifik kuda pacu menjadi peliharaan mereka sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.Kuda pacu asal Tompaso terkenal sejak lama di kalangan penggemar pacuan kuda. Ia menjuarai banyak lomba.
Pagi baru saja merekah di Kecamatan Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara. Udara dingin yang menyelimuti kecamatan yang terletak di kaki Gunung Soputan itu mulai tersaput oleh cahaya matahari. Beberapa anak muda terlihat menggiring kuda-kuda berukuran tubuh tinggi menuju padang rumput dan sungai. Di sana, mereka memandikan kuda-kuda itu, dan membiarkan binatang piaraan itu memamah rerumputan hijau.
Pemandangan itu sekilas seperti savana di Sumba, Nusa Tenggara Barat, tempat yang terkenal dengan ternak kudanya itu. Namun, Tompaso juga adalah salah satu kawasan lain di Indonesia timur, yang sudah lama terkenal dengan kuda pacunya.
Menurut catatan, sudah sejak 1950-an warga Tompaso terkenal suka memelihara kuda. Tidak heran bila di sana banyak lahir joki-joki kecil yang terampil menunggang kuda untuk dilombakan. Mereka berpacu di lapang Maesa Tompaso.Kuda asli Tompaso berukuran tinggi 140 sentimeter. Itu ukuran sebelum terjadi persilangan dengan kuda luar yang terkenal bertubuh tinggi. Baru setelah datang kuda-kuda jantan dari Australia, yang dikenal dengan thoroughbred (kuda keturunan murni) maka terjadi perkawinan antara kuda Tompaso dan Australia. Dari hasil perkawinan itu lahirlah kuda pacu yang tinggi tubuhnya 160 sentimeter hingga 180 sentimeter.Menurut Bupati Minahasa Stefanus Vreeke Runtu, setiap pemilik kuda Tompaso biasanya memiliki sertifikat kepemilikan. “Sertifikat itu berguna untuk menelusuri keturunan kuda,” ujar Vreeke. Kuda-kuda yang ada saat ini adalah keturunan ketiga dari hasil persilangan dengan kuda jantan Australia.Menurut Vreeke, jumlah kuda di Tompaso terdapat rata-rata 1000 ekor per tahun. Tapi, dari jumlah itu yang terjual sekitar 400 ekor dan pembelinya dari luar Tompaso. Para pembeli adalah mereka yang punya hobi pacuan kuda di kota-kota besar, termasuk Jakarta.Menurut catatan, kuda Tompaso pernah memenangkan beberapa lomba, seperti kuda Prince Star si pemegang rekor nasional nomor 1.100 meter, kemudian Kusuma Bangsa, Royal Prince, Indon yang menjadi juara di nomor Derbi. Kemudian ada juga kuda Noniek Tanjungsari milik pembalap Alex Asmasoebrata.Menurut Vreeke, kuda-kuda Tompaso berbadan kuat dan tegap karena faktor alam. Pengaruh hawa nan sejuk, tersedianya air sungai untuk melatih kuda, juga pakan yang melimpah — seperti jagung, kacang kedele, dedak padi, bungkil kelapa, dan limbah pertanian lainnya — membuat kuda-kuda Tompaso memiliki kelebihan dibanding kuda-kuda lainnya.Para pemuda di Tompaso sudah sangat terbiasa memelihara kuda-kuda pacu. Reky Woworuntu, pelatih kuda pacu di sana mengatakan bahwa dalam sepekan beberapa kali ada acara pacuan kuda di lapang Maesa Tompaso.
Latihan ini sangat berguna untuk melatih otot-otot kuda dan naluri berpacunya. Dengan demikian, kuda yang dipelihara bukan hanya gizinya yang terpenuhi, tapi juga kekuatan dan ketangkasannya. Maka, tak heran bila biaya pemeliharaan kuda di sana terbilang mahal. Dalam sebulan setidaknya harus keluar uang Rp1 juta. Karena biaya pemeliharaan cukup mahal, sudah barang tentu harga jualnya pun terbilang tinggi. Harga jual seekor kuda Tompaso berkisar Rp30-60 juta, dan bahkan bisa mencapai Rp100 juta. Tapi, kemenangan dalam suatu pacuan kuda bukan hanya tergantung pada faktor kudanya, tapi faktor strategi juga sangat menentukan. Maka, pada saat acara pacuan kuda akan berlangsung, semua joki, pelatih, dan pemiliki berkumpul di pinggir lapang. Mereka mengatur strategi perlombaan, dan juga saling mengintip kuda mana yang akan menjagoi lapangan. Meski hanya latihan tapi acara itu akan menentukan kualitas dan harga kuda. Kuda yang paling kencang larinya, akan ditawar dengan harga tinggi. Namun, bagi Bupati Minahasa, kuda dan lomba itu sedang digalakkan untuk ajang promosi pariwisata
Kuda-kuda yang ringan, seperti kuda Arab, Morgan, Quarter Horse, Paint dan Thoroughbred beratnya bisa mencapai sekitar 590 kg. Kuda yang “berat” atau kuda beban, seperti misalnya Clydesdale, Draft, Percheron, dan Shire beratnya dapat mencapai hingga 907 kg.
SHIO
Kuda terdapat dalam siklus binatang 12 tahun yang muncul dalam Zodiak Tionghoa yang terkait dengan Kalender Tionghoa. Menurut cerita rakyat Tionghoa, masing-masing binatang dihubungkan dengan ciri-ciri kepribadian tertentu, dan mereka yang lahir pada tahun kuda bersifat: cerdas, mandiri dan berjiwa merdeka.setelah anjing, kawan kita yang setia adalah kuda? Kuda piaraan tidak pernah meninggalkan majikannya jika tidak terpaksa.
Kawan setia kita ini dapat membawa kita berkilo-kilo meter jauhnya tanpa kelelahan. Kuda adalah binatang yang banyak membantu manusia sepanjang sejarah.
Saat ini kalian dapat menyaksikan ribuan mobil di jalanan dan banyak jalan tol dibangun untuk mobil-mobil ini. Akan tetapi, mobil melayani manusia baru pada abad terakhir ini. Pada saat kakek atau nenekmu lahir, belum ada mobil. Pada saat itu, binatang, khususnya kuda, digunakan sebagai sarana transportasi.
Tahukah kalian bahwa kalian dapat menandai umur kuda dengan melihat giginya? Karena rumput yang dimakan oleh kuda mengandung pasir dan debu, gigi mereka lambat laun aus dan tingkat keausan ini menunjukkan umurnya. Tetapi, sebenarnya gigi kuda sangat panjang. Gigi-gigi ini mirip dengan tongkat yang tertanam pada tulang rahang. Dibandingkan dengan gigi kita, akar gigi kuda berada jauh di dalam. Ketika gigi mulai aus, bagian yang tertanam di dalam tulang rahang mulai muncul. Bahkan pada kuda yang sangat tua, akar giginya akan terlihat di permukaan gusi. Masing-masing gigi dapat aus sepanjang 2,5 sampai 5 cm sebelum ia tak dapat dipakai untuk mengunyah. Berpikirlah sejenak, jika Tuhan kita tidak memberikan sifat ini kepada kuda, binatang ini akan segera kehilangan giginya dan mati kelaparan.
Tuhan kita juga telah memberikan kemampuan penting lainnya pada bulu-bulu kuda. Bulu kuda menjadi semacam thermostat – alat yang digunakan untuk mengatur suhu tubuh – bagi mereka. Tubuh mereka harus terjaga pada suhu 38 derajat Celcius . Untuk memelihara suhu ini, bulu kuda menjadi lebih panjang di musim dingin. Di musim panas, kuda merontokkan bulu-bulunya, dengan begitu suhu tubuh mereka tetap terjaga.
Ada satu lagi sifat menarik dari kuda: kuda tidur berdiri! Tahukah kalian bagaimana mereka berusaha agar tidak terjatuh? Karena tulang kaki mereka memiliki kemampuan untuk “mengunci” selama tidur. Berkat kemampuan yang telah Allah berikan pada kuda ini, mereka dapat tidur berdiri dan juga membawa beban berat. Sementara itu, kepala manusia terkulai jika ia tertidur di atas kursi.
Kaki kuda diciptakan tidak hanya untuk dapat membawa beban berat tetapi juga untuk berlari cepat. Tidak seperti binatang-binatang lainnya, kuda tidak memiliki tulang selangka, suatu ciri yang memungkinkan mereka melangkah lebih lebar. Selain itu, terdapat mekanisme pada tulang dan otot kaki mereka yang menurunkan jumlah tenaga yang dikeluarkan ketika mereka berlari semakin cepat dan meningkatkan kemampuan bergerak. Fungsi mekanisme ini mirip dengan gigi persneling pada mobil. Seperti mobil yang beralih pada persneling lebih tinggi ketika semakin kencang, kuda pun beralih pada “persneling” lebih tinggi jika ingin berlari lebih cepat. Sementara tenaga yang diperlukan untuk mendorong menurun, kemampuan geraknya meningkat.
Baiklah, mengapa tubuh kuda dirancang untuk mampu membawa beban berat dan dapat berlari cepat? Sebenarnya membawa beban berat atau berlari cepat bukanlah keterampilan yang diperlukan kuda untuk dirinya sendiri. Jadi, mengapa kuda memiliki sifat demikian?
Jawabannya telah jelas. Kemampuan ini diberikan kepada kuda bukan untuk kebutuhan mereka sendiri, melainkan untuk melayani manusia. Dengan kata lain, Allah telah menciptakan kuda dengan kemampuan-kemampuan tadi sehingga mereka dapat melayani manusia. Dalam Alqur’an Allah menegaskan bahwa Allah telah menciptakan binatang untuk melayani manusia:
AWAL PEMBENTUKAN EMBRIO KUDA HINGGA KELAHIRANNYA
Kuda merupakan hewan ternak yang sudah sangat kenal,tapi tahukah kamu bagaimana embrio kuda terbentuk hingga menjelang kelahirannya.Berikut ini saya sajikan foto-fotonya.
Calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto mendaftarkan binatang peliharaan kuda berjumlah 84 ekor, yang membuat dia menjadi cawapres terkaya dengan total harta Rp 1,7 triliun. Mantan Panglima Kostrad itu mendaftarkan binatang peliharaan sebagai harta kekayaan karena ternyata harganya melebihi mobil mewah. Mobil sedan BMW 750Li saja berharga sekitar Rp 2,5 miliar, atau Mercedes Benz terbaru, seri E300, sekitar Rp 1,3 miliar, sementara tiga kuda milik Prabowo mencapai harga Rp 3 miliar per ekor. “Kuda itu harganya Rp 3 miliar per ekor. Tidak ada orang lain di Indonesia yang punya kuda semahal itu. Bahkan, mungkin termahal di Asia,” ungkap Emon, karyawan Nusantara Polo Club saat ditemui Persda Network di Jagorawi Golf and Country Club (JGCC), Bogor, Jawa Barat. Hari ini, Rabu (20/5), tim KPK akan mendatangi kediaman tiga cawapres untuk mengklarifikasi kekayaannya. Ketiga cawapres ini adalah Prabowo Subianto, Wiranto, dan Boediono. Khusus untuk Prabowo, karena dalam laporan kekayaannya mencantumkan kepemilikan kuda sebanyak 84 ekor, tim KPK juga akan bergerak mengecek kuda-kuda tersebut di peternakan Prabowo yang terletak di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Kuda-kuda piaraan Prawobo sebagian besar ditempatkan di Nusantara Polo Club JGCC, Jalan Karanggan Raya, Cibinong, Jawa Barat. Kuda-kuda tersebut terdiri dari tiga jenis, yaitu poni, polo, dan equestrian.
Selain itu, Prabowo menyimpan tiga jenis kuda istimewa di kawasan vilanya di Bukit Hambalan, Sentul Selatan, Bogor, Jawa Barat. Mengapa istimewa? Kuda itu adalah jenis unggulan yang disebut lusiano. Emon menjelaskan, kuda lusiano juga termasuk kuda kategori equestrian. Binatang ini adalah binatang yang memiliki kemampuan akrobatik. Tidak hanya mampu seperti kuda pacuan yang dipakai berlomba dan menjadi alat bantu atlet yang berlari dan melompati halang rintang, seekor lusiano bisa menunjukkan sikap sopan. Kuda jenis ini sering dipakai di arena sirkus. “Dia bisa melakukan gaya hormat seekor kuda, duduk, dan gerakan akrobatik lainnya. Memerintahnya tidak sulit seperti jenis kuda lain,” kata dia.
Untuk lusiano, Emon melanjutkan, Prabowo memiliki sebuah kandang khusus yang dibuat di dekat vila di Bukit Hambalan. Ada juga tempat latihan yang berbentuk seperti auditorium. Lantai tempat latihan tersebut berupa pasir sehingga lembut. “Waktu beberapa hari sebelum pemilu kemarin, Bapak (Prabowo) sempat memperlihatkan kebolehannya menunggang lusiano dan ditayangkan oleh salah satu televisi. Untuk kuda jenis ini memang biasanya ditunggangi di dalam ruang tertutup. Makanya ada tempat khusus. Kandangnya juga khusus,” papar Emon yang sepertinya sudah memiliki pengetahuan tentang kuda cukup banyak walau baru bekerja di Nusantara Polo Club selama kurang lebih empat bulan.
Selain ditunggangi sendiri, kuda-kuda peliharaan Prabowo juga dapat menghasilkan uang. Hewan-hewan itu disewakan kepada orang umum yang ingin kursus menunggang kuda. Seorang wanita pegawai JGCC mengatakan, JGCC menyediakan jadwal latihan pagi dan sore, saban hari. Jam latihan pagi pukul 08.00-10.00, dan sore pukul 15.00-17.00. Orang umum dapat menjadi anggota untuk latihan menunggang kuda. “Biaya sewa kuda dan pelatih Rp 500.000 untuk durasi 45 menit,” kata pegawai, seorang perempuan. Peserta kursus menunggang kuda yang dibolehkan berlatih minimum berusia 6 tahun. Sebagai pembanding, di kawasan Sentul memang ada bebarapa arena latihan menunggang kuda. Selain milik Prabowo, juga ada Jakarta Perkumpulan Equestrian Centre (JPEC). “Dulu Pak Prabowo dan adiknya, Pak Hasyim, juga sering memacu kuda di sini,” kata seorang resepsionis.
JPEC juga memberi layanan kursus menunggang kuda. “Uang iuran membership Rp 3,5 juta per tiga bulan dengan fasilitas 8 kali free lesson,” kata resepsionis tadi. Lalu, setiap latihan bayar Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per 45 menit dengan latihan empat kali dalam seminggu,” ujar perempuan itu. Selain non-anggota, dikenai biaya latihan. Untuk sewa kuda Rp 50.000 per 45 menit, dan Rp 130.000 untuk biaya upah instruktur/asisten instruktur. Emon mengatakan bahwa Prabowo diketahuinya sebagai seorang penyayang binatang. Tidak hanya kuda, ada juga beberapa binatang peliharaan lain yang berada di kawasan vila di Bukit Hambalang. Kambing, sapi, dan beberapa hewan ternak lainnya ada di kawasan vila yang menjadi tempat tinggal Prabowo di saat tidak memiliki kegiatan cukup padat.
Sesekali Prabowo datang ke Nusantara Polo Club untuk menyalurkan hobinya berkuda. Seingat Emon, Prabowo setidaknya datang sebanyak empat kali dalam seminggu. Namun, pria yang saat ditemui Persda tengah mengenakan kaus putih berkerah merah dan berlambang logo Gerindra, partai politik yang dipimpin Prabowo, itu memastikan kedatangan pemilik Nusantara Polo Club tersebut sangat bergantung dengan jadwal kesibukannya. “Kalau sekarang-sekarang ini, Bapak sangat jarang datang. Ya seperti diketahui, sekarang kan lagi sibuk-sibuknya soal capres-cawapres,” ungkapnya. “Di sini (Nusantara Polo Club), Bapak ada dua kuda yang selalu ditungganginya. Kuda itu jenis polo. Sambil berkuda, Bapak juga mukul bola polo. Setelah berkuda, ya Bapak pulang,” imbuh Emon yang memperkirakan Prabowo gemar juga menunggangi kuda polo karena kesukaannya terhadap salah satu cabang olahraga berkuda, polo. “Kalau lusiano kan paling bisa ditunggangi di ruang tertutup gitu. Tapi kalau polo bisa ditunggangi di ruang terbuka seperti lapangan ini,” pungkasnya seraya menunjukkan lapangan seluas tiga kali lapangan bola yang biasa digunakan sebagai tempat latihan polo di Nusantara Polo Club.
Selain itu, Prabowo menyimpan tiga jenis kuda istimewa di kawasan vilanya di Bukit Hambalan, Sentul Selatan, Bogor, Jawa Barat. Mengapa istimewa? Kuda itu adalah jenis unggulan yang disebut lusiano. Emon menjelaskan, kuda lusiano juga termasuk kuda kategori equestrian. Binatang ini adalah binatang yang memiliki kemampuan akrobatik. Tidak hanya mampu seperti kuda pacuan yang dipakai berlomba dan menjadi alat bantu atlet yang berlari dan melompati halang rintang, seekor lusiano bisa menunjukkan sikap sopan. Kuda jenis ini sering dipakai di arena sirkus. “Dia bisa melakukan gaya hormat seekor kuda, duduk, dan gerakan akrobatik lainnya. Memerintahnya tidak sulit seperti jenis kuda lain,” kata dia.
Untuk lusiano, Emon melanjutkan, Prabowo memiliki sebuah kandang khusus yang dibuat di dekat vila di Bukit Hambalan. Ada juga tempat latihan yang berbentuk seperti auditorium. Lantai tempat latihan tersebut berupa pasir sehingga lembut. “Waktu beberapa hari sebelum pemilu kemarin, Bapak (Prabowo) sempat memperlihatkan kebolehannya menunggang lusiano dan ditayangkan oleh salah satu televisi. Untuk kuda jenis ini memang biasanya ditunggangi di dalam ruang tertutup. Makanya ada tempat khusus. Kandangnya juga khusus,” papar Emon yang sepertinya sudah memiliki pengetahuan tentang kuda cukup banyak walau baru bekerja di Nusantara Polo Club selama kurang lebih empat bulan.
Selain ditunggangi sendiri, kuda-kuda peliharaan Prabowo juga dapat menghasilkan uang. Hewan-hewan itu disewakan kepada orang umum yang ingin kursus menunggang kuda. Seorang wanita pegawai JGCC mengatakan, JGCC menyediakan jadwal latihan pagi dan sore, saban hari. Jam latihan pagi pukul 08.00-10.00, dan sore pukul 15.00-17.00. Orang umum dapat menjadi anggota untuk latihan menunggang kuda. “Biaya sewa kuda dan pelatih Rp 500.000 untuk durasi 45 menit,” kata pegawai, seorang perempuan. Peserta kursus menunggang kuda yang dibolehkan berlatih minimum berusia 6 tahun. Sebagai pembanding, di kawasan Sentul memang ada bebarapa arena latihan menunggang kuda. Selain milik Prabowo, juga ada Jakarta Perkumpulan Equestrian Centre (JPEC). “Dulu Pak Prabowo dan adiknya, Pak Hasyim, juga sering memacu kuda di sini,” kata seorang resepsionis.
JPEC juga memberi layanan kursus menunggang kuda. “Uang iuran membership Rp 3,5 juta per tiga bulan dengan fasilitas 8 kali free lesson,” kata resepsionis tadi. Lalu, setiap latihan bayar Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per 45 menit dengan latihan empat kali dalam seminggu,” ujar perempuan itu. Selain non-anggota, dikenai biaya latihan. Untuk sewa kuda Rp 50.000 per 45 menit, dan Rp 130.000 untuk biaya upah instruktur/asisten instruktur. Emon mengatakan bahwa Prabowo diketahuinya sebagai seorang penyayang binatang. Tidak hanya kuda, ada juga beberapa binatang peliharaan lain yang berada di kawasan vila di Bukit Hambalang. Kambing, sapi, dan beberapa hewan ternak lainnya ada di kawasan vila yang menjadi tempat tinggal Prabowo di saat tidak memiliki kegiatan cukup padat.
Sesekali Prabowo datang ke Nusantara Polo Club untuk menyalurkan hobinya berkuda. Seingat Emon, Prabowo setidaknya datang sebanyak empat kali dalam seminggu. Namun, pria yang saat ditemui Persda tengah mengenakan kaus putih berkerah merah dan berlambang logo Gerindra, partai politik yang dipimpin Prabowo, itu memastikan kedatangan pemilik Nusantara Polo Club tersebut sangat bergantung dengan jadwal kesibukannya. “Kalau sekarang-sekarang ini, Bapak sangat jarang datang. Ya seperti diketahui, sekarang kan lagi sibuk-sibuknya soal capres-cawapres,” ungkapnya. “Di sini (Nusantara Polo Club), Bapak ada dua kuda yang selalu ditungganginya. Kuda itu jenis polo. Sambil berkuda, Bapak juga mukul bola polo. Setelah berkuda, ya Bapak pulang,” imbuh Emon yang memperkirakan Prabowo gemar juga menunggangi kuda polo karena kesukaannya terhadap salah satu cabang olahraga berkuda, polo. “Kalau lusiano kan paling bisa ditunggangi di ruang tertutup gitu. Tapi kalau polo bisa ditunggangi di ruang terbuka seperti lapangan ini,” pungkasnya seraya menunjukkan lapangan seluas tiga kali lapangan bola yang biasa digunakan sebagai tempat latihan polo di Nusantara Polo Club.
Sate Kuda penambah stamina
Tampaknya memang belum begitu lazim; Sate Kuda. Tapi masakan yang satu ini memang lumayan banyak yang mengonsumsinya. Bahkan keberadaannya kerapkali dikaitkan dengan mitos-mitos makanan penambah stamina. Tak mengherankan bila keberadaannya selalu diburu oleh banyak orang. Salah satu penjaja sate kuda di Kota Semarang adalah Warung Makan Sate Kuda Pak Din yang berada di Jalan Veteran Semarang, tepatnya berada di pertigaan RSUD Kariadi Semarang. Warung sederhana yang dikelola oleh Kasidin (62) ini, saban harinya selalu menyediakan berporsi-porsi sate kuda dan aneka masakan dari binatang kuda. Menurut Kasidi, para pembeli sate kuda ini merupakan konsumen khusus. Tidak semua orang suka dengan sate kuda. Selain jenis makanan seperti ini belum familier, kebanyakan yang mencari masakan ini adalah orang-orang yang percaya pada khasiat khasiat daging kuda. Selebihnya, adalah orang-orang yang penasaran dan orang-orang yang memang telah biasa mengonsumsinya.’’Daging kuda itu memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah untuk menambah stamina dan gairah. Di luar itu, bisa juga untuk membantu mengatasi risiko asam urat, rematik, kencing manis, asma sampai gatal eksim. Karena kuda termasuk binatang yang suka bergerak, kolesterolnya pun menjadi sangat rendah,’’urai Kasidin mengenai khasiat dari masakan yang diolahnya.
Dari sisi bentuk, masakan sate kuda memang tak jauh berbeda dengan sate-sate lainnya. Bentuk sajiannya juga sama, yakni dicelupkan dengan larutan kecap yang telah dilengkapi dengan berbagai macam lalapan. Yang sedikit berbeda barangkali hanya masalah rasa. Daging kuda memiliki rasa agak manis dibanding daging-daging lainnya. Untuk mendapatkan daging kuda, Kasidin mengaku tidak bisa memerolehnya di Kota Semarang. Setiap tiga hari sekali dia harus pergi ke Desa Segarayasa Pleret Bantul Yogyakarta, karena di sanalah daging-daging kuda terbiak tersedia. Dari segi penjualan, perharinya Kasidi bisa menghabiskan lima kg daging kuda dan 12 kg bila pada hari Minggu atau libur. Sedangkan bicara masalah harga, warung yang buka pada pukul 11.00-23.00 WIB ini (khusus bulan puasa buka pukul 16.00-23.00 WIB), memiliki patokan harga yang standar untuk tiap jenis masakan. Baik sate, rica-rica, gongso maupun tongseng, harganya hanya dipatok 13 ribu rupiah perporsi (belum termasuk nasi).
TOMPASO, SULAWESI UTARA, DAERAH PENYUMBANG KUDA PACU DI INDONESIA
Memelihara kuda dapat menjadi kesenangan atau hobi tersendiri bagi beberapa kalangan, terutama kalangan orang-orang yang berada. Sehingga tidak heran jika banyak kaum hartawan yang memiliki banyak kuda. Oleh karena itu, peluang menjadi dokter hewan minat dibidang perkudaan sangat terbuka lebar. Dokter hewan sebagai medik veteriner tentunya akan terus menjamin kesehatan kuda yang ditanganinya. Tidak heran jika dokter hewan yang bergelut dibidang ini penghasilan finansialnya relatif cukup bahkan lebih.Namun demikian,Memelihara kuda ternyata bukan hanya dilakukan dari kalangan orang-orang yang berada saja. sebut saja, warga Sulawesi Utara. Kuda atau lebih spesifik kuda pacu menjadi peliharaan mereka sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.Kuda pacu asal Tompaso terkenal sejak lama di kalangan penggemar pacuan kuda. Ia menjuarai banyak lomba.
Pagi baru saja merekah di Kecamatan Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara. Udara dingin yang menyelimuti kecamatan yang terletak di kaki Gunung Soputan itu mulai tersaput oleh cahaya matahari. Beberapa anak muda terlihat menggiring kuda-kuda berukuran tubuh tinggi menuju padang rumput dan sungai. Di sana, mereka memandikan kuda-kuda itu, dan membiarkan binatang piaraan itu memamah rerumputan hijau.
Pemandangan itu sekilas seperti savana di Sumba, Nusa Tenggara Barat, tempat yang terkenal dengan ternak kudanya itu. Namun, Tompaso juga adalah salah satu kawasan lain di Indonesia timur, yang sudah lama terkenal dengan kuda pacunya.
Menurut catatan, sudah sejak 1950-an warga Tompaso terkenal suka memelihara kuda. Tidak heran bila di sana banyak lahir joki-joki kecil yang terampil menunggang kuda untuk dilombakan. Mereka berpacu di lapang Maesa Tompaso.Kuda asli Tompaso berukuran tinggi 140 sentimeter. Itu ukuran sebelum terjadi persilangan dengan kuda luar yang terkenal bertubuh tinggi. Baru setelah datang kuda-kuda jantan dari Australia, yang dikenal dengan thoroughbred (kuda keturunan murni) maka terjadi perkawinan antara kuda Tompaso dan Australia. Dari hasil perkawinan itu lahirlah kuda pacu yang tinggi tubuhnya 160 sentimeter hingga 180 sentimeter.Menurut Bupati Minahasa Stefanus Vreeke Runtu, setiap pemilik kuda Tompaso biasanya memiliki sertifikat kepemilikan. “Sertifikat itu berguna untuk menelusuri keturunan kuda,” ujar Vreeke. Kuda-kuda yang ada saat ini adalah keturunan ketiga dari hasil persilangan dengan kuda jantan Australia.Menurut Vreeke, jumlah kuda di Tompaso terdapat rata-rata 1000 ekor per tahun. Tapi, dari jumlah itu yang terjual sekitar 400 ekor dan pembelinya dari luar Tompaso. Para pembeli adalah mereka yang punya hobi pacuan kuda di kota-kota besar, termasuk Jakarta.Menurut catatan, kuda Tompaso pernah memenangkan beberapa lomba, seperti kuda Prince Star si pemegang rekor nasional nomor 1.100 meter, kemudian Kusuma Bangsa, Royal Prince, Indon yang menjadi juara di nomor Derbi. Kemudian ada juga kuda Noniek Tanjungsari milik pembalap Alex Asmasoebrata.Menurut Vreeke, kuda-kuda Tompaso berbadan kuat dan tegap karena faktor alam. Pengaruh hawa nan sejuk, tersedianya air sungai untuk melatih kuda, juga pakan yang melimpah — seperti jagung, kacang kedele, dedak padi, bungkil kelapa, dan limbah pertanian lainnya — membuat kuda-kuda Tompaso memiliki kelebihan dibanding kuda-kuda lainnya.Para pemuda di Tompaso sudah sangat terbiasa memelihara kuda-kuda pacu. Reky Woworuntu, pelatih kuda pacu di sana mengatakan bahwa dalam sepekan beberapa kali ada acara pacuan kuda di lapang Maesa Tompaso.
Latihan ini sangat berguna untuk melatih otot-otot kuda dan naluri berpacunya. Dengan demikian, kuda yang dipelihara bukan hanya gizinya yang terpenuhi, tapi juga kekuatan dan ketangkasannya. Maka, tak heran bila biaya pemeliharaan kuda di sana terbilang mahal. Dalam sebulan setidaknya harus keluar uang Rp1 juta. Karena biaya pemeliharaan cukup mahal, sudah barang tentu harga jualnya pun terbilang tinggi. Harga jual seekor kuda Tompaso berkisar Rp30-60 juta, dan bahkan bisa mencapai Rp100 juta. Tapi, kemenangan dalam suatu pacuan kuda bukan hanya tergantung pada faktor kudanya, tapi faktor strategi juga sangat menentukan. Maka, pada saat acara pacuan kuda akan berlangsung, semua joki, pelatih, dan pemiliki berkumpul di pinggir lapang. Mereka mengatur strategi perlombaan, dan juga saling mengintip kuda mana yang akan menjagoi lapangan. Meski hanya latihan tapi acara itu akan menentukan kualitas dan harga kuda. Kuda yang paling kencang larinya, akan ditawar dengan harga tinggi. Namun, bagi Bupati Minahasa, kuda dan lomba itu sedang digalakkan untuk ajang promosi pariwisata